bagaimana umat Islam harus mempersiapkan diri dalam berkompetisi dalam globalisasi
1.
Jelaskan bagaimana umat Islam harus mempersiapkan diri dalam berkompetisi dalam globalisasi
a.
Ketahui
jati diri sejati
Kita ini sebenarnya siapa ? Who am I ? Gapailah tujuan dan
cita-cita kita, namun jangan pernah sekali-kali melupakan asal usul kita. Kita
ini apa ? Hanyalah debu dari debu angkasa yang menghiasi semesta. Dan Allah
Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, memberikan kepada kita manusia, debu
hina tadi kehidupan di muka bumi. Segala kenikmatan senantiasa Allah SWT
berikan. Jangan sampai tekonologi mumpuni dan globalisasi membuat kita
melupakan jati diri sebagai hamba Allah SWT. Jangan sampai tekonologi
mumpuni dan globalisasi membuat kita merasa perkasa dan takabur daripada
ciptaan-Nya yang lain, bahkan merasa lebih perkasa dari Allah Yang Maha
Perkasa.
b.
Rasulullah
idolaku
Ketika ditanya “siapa idolamu ?”, kita seringkali memberikan
jawaban standar macam “Super Junior” , ”Justin Bieber”, dan nama-nama terkenal
lain. Biasa anak muda sekarang. Namun, sebagai generasi gaul yang Muslim, sosok
idola sesungguhnya adalah idola di atas idola lain. Sosok manusia mulia yang
memberikan contoh akhlaq terpuji dan menuntun kita mengarungi jalan suci. Idola
kita, tidak lain tidak bukan adalah Rasulullah Muhammad SAW. Jadikanlah
junjungan yang kita cintai ini inspirasi di setiap langkah dalam globalisasi.
Jangan terbelusuk dengan menjadikan orang-orang lalim sebagai idola. Mereka
yang tak mampu menuntun diri sendiri pastilah tidak akan mampu menuntun orang
lain. Dan Rasulullah, terbukti meski sudah berabad-abad berlalu,
fans-fans berat Rasulullah selalu ada dan setia mengikuti jejak Rasulullah
menjalani kehidupan. Dan dalam globalisasi ini, jangan sampai kita kehilangan
sosok panutan untuk tetap menjaga arah tujuan hidup kita yang telah dihiasi
kemewahan tekonlogi di sana sini.
c.
Al-Quran :
filter terbaik
Globalisasi yang memasuki dunia kita tentunya turut membawa sisi positif
dan negatif. Untuk dapat memilah antara yang haq dan bathil. Dan disinilah
peran Al-Quran bersama Hadist memberikan solusi. Al-Quran, kesucianna terjaga
sepanjang masa. Senantiasa memberikan anjuran kebiakan untuk umat manusia.
Sebuah filter yang sangat bermanfaat untuk menyaring konten-konten negatif
bawaan globalisasi. Akhir-akhir ini, pornografi merajalela dan narkoba
membabi buta. Ironisnya generasi muda yang menjadi tulang punggung agama, tak
sedikit yang terjerumus ke dalamnya dan malah menjadi tulang punggung narkoba.
Ini dikarenakan mereka tidak menyaring apa yang mereka peroleh dari
globalisasi. Baik dan buruk mereka campuradukkan dan ditelan begitu saja.
Mereka seolah lupa, di sisi kita ada Al-Quran, hadiah dari Allah SWT sebagai
petunjuk kepada kebenaran, termasuk berfungsi sebagai penyaring maupun pemisah
antara hak dan yang bathil. Oleh karena itu, berpikirlah menggunakan nalar dan
iman, jadikan Al-Quran ujung tombak untuk menentukan sisi positif dan sisi
negatif suatu hal yang di bawa globalisasi. Niscaya, cahaya kebaikan akan
senantiasa bersama kita.
d.
Percaya Diri dan berani !
Percaya diri ! Muslim wajib memilikinya. Percaya diri dan berani
menunjukkan siapa kita sebenarnya. Berani mengatakan dengan penuh semangat
“Saya seorang Muslim dan saya bangga!”. Resapi dalam hati kita, banggalah
menjadi seorang manusia yang menegakkan kalimat tauhid. Ketika seorang Muslim
sudah kehilangan rasa percaya diri dan semangatnya di era globalisasi ini, dia
akan mudah untuk dijangkiti virus-virus negatif globalisasi. Dengan percaya
dri, keberanian, dan keteguhan membuat kita tidak mudah teromabng-ambing oleh
angin perubahan yang ditiupkan globalisasi. Pada zaman Rasulullah, para sahabat
dan kaum Muslim sangatlah bangga dengan statusnya sebagai umat Islam. Maka kini
kita seharusnya tetap menjaga agar semangat berkobar-kobar yang dilimpahkan
kepada kita, generasi muda Islam tetap terjaga menghadapi globalisasi.
e.
Belajar
belajar dan belajar
Salah satu cara jitu menghadapi globalisasi adalah dengan belajar.
Belajar, dengan satu ini akan memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan. Ilmu
tersebut pada akhirnya akan menjadi sangat berguna untuk bersaing di era
sekarang. Janganlah sampai semangat belajar kita kalah
dengan umat lain. Karena dengan belajar inilah, sekali lagi kami tekankan
wawasan luas dapat diraih serta membuat umat Islam unggul dalam zaman
globalisasi. Seperti
yang pernah disabdakan Rasulullah mengenai ilmu :
Menuntut ilmu wajib
atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
f.
Cerdas
memilih teman
Selektiflah memilih teman. Jangan sampai dengan globalisasi dan
komunikasi yang gampang sekarang ini, membuat kita asal pilih kawan. Maraknya
Facebook, Twitter, Plurk, dan jejaring-jejaring sosial lainnya membuat kita
mudah menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan orang lain di berbagai negara.
Tetapi pergaulan asal yang terlalu bebas justru malah dapat dengan mudah menjerumuskan kita kepada kenistaan.
Perkumpulan-perkumpulan orang-orang sholeh menjadi tempat yang sangat mendukung
untuk mendapat kawan dan menjadi senjata andalan kita menghadapi globalisasi.
Teman yang sejalan dalam menegakkan tauhid, teman yang saling mengingatkan,
selalu memberikan bantuan itulah sebaik-baik sahabat dalam menghadapi
globalisasi. Rasulullah
pernah bersabda :
“(Agama) seseorang (dikenal)
dari agama temannya maka perhatikanlah siapa temanmu.”
source : http://qashna.blogspot.co.id/2014/04/generasi-islam-menghadapi-globalisasi.html
nice post .. ini yang gue cariii ....
ReplyDeletemakasih gan udah mampir
Delete